Rabu, 03 Desember 2008


Mangganjat Sarang Walet, Olahraga Tradisional HSS (2-habis)

Mangganjat Sarang Walet, Olahraga Tradisional HSS (2-habis)

Hanya lakon ritual saat permainan

Namanya juga permainan. Jadinya, ini hanya sebagai imitasi dari kegiatan mancari sarang walet sesungguhnya. Ritual babacaan yang biasa dilakuan pencari walet di gua. Saat permainan olahraga hanya sebagai lakon saja.

M WAHYUNI, Kandangan

Menurut Mahriadi, olahraga tradisional memetik sarang walet ini, imitasi dari kegiatan pencarian sarang walet di goa-goa. Bahkan nama mangganjat itu merupakan sebutan bagi bubuhan pemetik sarang walet. Alat untuk memanjat ke sarang walet terbuat dari bambu yang dinamakan dengan sugung. “Bila bagian panggulaan (pencari gula aren, red) alat naik yang terbuat dari bambu itu disebut dengan sigai,” kata PNS Dinas Pendidikan Bidang olahraga dan pemuda ini, kemarin. Olahraga tradisioal juga dipadukan dengan seni tari, sehingga olahraga ini terasa asyik saat dinikmati. Bila dalam permainan olahraga tradisional, gaganjat menggunakan batang bambu. Tapi bila aktivitas sebenarnya memetik sarang burung di goa, gaganjat terbuat dari kayu ulin.

Apakah ada ritual khusus? Memang tidak ada ritual seperti orang banaik sarang burung walet di goa. Tapi saat pertunjukkan memang ada lakon seperti ritual di sekitar sugung. Sebenarnya, sebut Mahriadi, Kabupaten HSS tidak hanya mangganjat sarang walet yang berhasil mengharumkan nama Kalsel.

Prestasi di Manado itu bukan yang pertama, Tahun 2005 lalu HSS juga mewakili Kalsel di pekan olahraga tradisonal di Kutai Kertanegara. Hasilnya, olahraga tradisional Naik Sigai waktu itu menjadi terbaik 1. Lalu Tahun 2006, kembali HSS mewakili Kalsel. Tahun itu event digelar di Lampung, kontingen HSS membawakan olahraga tradisional balanting paring. Hasilnya, meraih juara favorit 1 dan penampilan II terbaik. “2007 mewakili Kalsel bukan dari HSS. tapi tahun 2008 kembali HSS lagi dan berhasil menjadi terbaik 8,” akunya. Sayangnya, banyaknya prestasi yang berhasil ditorehkan oleh kontingen HSS yang mewakili Kalsel seolah tak berbekas di mata Dinas Pendidikan Kalsel. Betapa tidak, hingga detik ini belum ada penghargaan. Jauh penghargaan berupa materi seperti pada atlet-atlet yang berprestasi dalam bidang olahraga prestasi. “Selama ini yang memberi penghargaan dan bonus malahan dari Pemkab HSS. Provinsi belum ada apa-apa. Padahal prestasi ini membawa nama harum Kalsel,” katanya. Secara terbuka, Mahriadi mengatakan sejatinya Pemprov harus memberikan perhatian yang khusus bagi olahraga tradisional ini. Jangan dinomorduakan

Sedangkan, Suki (30) salah seorang pemain olahraga tradisional Mangganjat Sarang Walet dan juga pernah berpengalaman menjadi penjaga sekaligus pemetik sarang burung walet. Menurutnya, Tahun 1990-an ia pernah menjadi pemetik sarang burung walet di KM 42 Batulicin. Tepatnya, di Gunung Pambicaraan. Waktu itu, ia bersama satu temannya menjaga liang (gua) sarang walet tersebut. Ritual khusus untuk memetik sarang walet, sebutnya memang ada. Yang penting si pemetik babacaan dan mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Misalnya, minta petunjuk kepada warga kampung situ, juga dilarang saat memetik sarang walet menggunakan penerangan dengan bakar minyak tanah. Pasalnya, burung walet yang pernah mencium bau minyak tanah, ia tidak mau lagi bersarang di tempat. Alias kabur mencari tempat yang lain.

Jadinya, Pemetik hanya bawa lilin dan senter. Sarang burung walet sebutnya, terbagi dua ada sarang hirang (karena bercampur dengan bulu) dan ada sarang putih. “Panen setiap 20 hari. Sekali panen mencapai 25 kilogram,” sebutnya. Selama menjaga burung walet, yang membahayakan, bukan karena ular atau hal lainnya. Tapi bila ada perampokan. ***

olahraga tradisional Kabupaten HSS, Kalsel (1)


Mangganjat Sarang Walet, Olahraga Tradisional HSS (1)

Pemenang Hanya Diarak Keliling

Ada pertunjukkan olahraga tradisional yang unik dan langka yang tercipta dari Bumi Antaluddin Kandangan, Kabupaten HSS. Namanya, Mangganjat Sarang Walet. Saat Festival olahraga Tradisional Nasional di Manado Sulsel. Olahraga ini mewakili Kalsel dan terpilih dalam 10 terbaik se Indonesia.

M WAHYUNI, Kandangan

Olahraga tradisional dengan nama mangganjat (menjuluk atau memetik, red) sarang walet ini tergali dari aktivitas sebenarnya memetik sarang burung walet. Pemain olahraga tradisional ini pun salah satunya pernah menjadi penjaga sarang burung walet sekaligus memetiknya.

Tak hanya nilai ekonomis saja, perilaku ini ternyata juga mengandung nilai-nilai olahraga dan didalamnya terdapat unsur pendidikan, substansi gerak olahraga tradisonal, kesenian gerak, keterampilan, keberanian, kesabaran, keuletan, ketangkasan, ketelitian dan harus memiliki kemampuan fisik yang kuat. Oleh karena itulah, perilaku ini tadi kemudian dikemas menjadi sebuah permainan olahraga tradisonal yang sangat memesona. Tata cara permainannya tidaklah rumit. Permainan ini bisa dimainkan secara beregu atau perorangan. Dipimpin wasit, pemain yang berjumlah 3 orang berdiri melingkar pada posisi yang telah ditentukan di bawah sugung (batang bambu,red) berjangking runcing dan menjulang tinggi. Nah sebelum perlombaan dimulai, terlebih dahulu dilakukan tos atau undian, si pemenang undian adalah orang yang pertama memanjat sugung sambil membawa sebilah tongkat yang diberi nama “gaganjat” yang panjangnya 3 sampai 5 meter dan diujungnya diberi cangkram atau paku. Selain gaganjat, pemain juga dibekali butah (tas ransel orang dayak, red) untuk memuat hasil.

Wasit memberi petunjuk tentang aturan lomba. Dengan aba-aba mulai (bisa dengan ucapan atau dengan alat bunyi seperti peluit) dari wasit, si pemain mulai melakukan panjat sugung secara bergantian sesuai dengan urutan undian dn aturan permainan. Dipuncak sugung, pemain harus mengais-ngaiskan gaganjat untuk mengambil sarang burung sebanyak-banyaknya. Wasit akan memberikan aba-aba stop apabila waktu atau pemain telah menyelesaikan tugasnya. Pemain harus segera berhenti mengais-ngais gaganjat, kemudian turun dan kembali ke tempat semula dan menyerahkan hasil perolehannya kepada wasit. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemain berikutnya untuk melakukan tugas sebagaimana tugas pemanjat sebelumnya. Setelah semua pemain selesai melakukan permainannya barulah dilakukan perhitungan hasil dari masing-masing sarang walet yang didapatnya. “Siapa yang terbanyak itulah sang pemenang. Dan bila ada jumlah yang sama, maka wasit akan melihat kecorobohan-kecorobohan dan waktu yang harus ditempuh oleh masing-masing pemain. Gaganjat terjatuh, waktunya lebih akan ada pengurangan nilai,” kata Mahriadi, wasit dalam olahraga.

Dalam permainan olahraga tradional mengganjat sarang walet ini, sang pemenang tidaklah mendapatkan medali atau penghargaan lainnya, melainkan hanya digendong berkeliling lapangan oleh pemain lain. Ya inilah, namanya olahraga tradisional, bukan seperti olahraga prestasi yang dapat hadiah. “Yang kalah hanya mendapatkan hukuman, misalnya dengan menggendong atau menghambin si pemenang,” akunya. (bersmbung)

Rabu, 10 September 2008

Dicari Penyuluh Pertanian


Tenaga Penyuluh masih Kurang

KANDANGAN – Hingga kini HSS masih kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Dari 148 desa se Kabupaten, satu penyuluh terpaksa harus merangkap untuk beberapa desa. Idealnya satu penyuluh untuk satu desa.

“Kita memang akan menuju ke sana, satu penyuluh satu desa. Mudah-mudahan dapat terlaksana. Apalagi kini ada lowongan untuk tenaga harian lepas penyuluh pertanian,” kata Budi Sucipto, Kasi Penyuluh Pertanian Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian, kemarin.

Menurutnya, jumlah tenaga penyuluh di HSS hanya 94 orang yang berstatus PNS. Sisanya, 40 orang dari tenaga harian lepas. Distribusinya, setiap Balai Penyuluh Pertanian (BPP) ada 2 orang. “Ada 11 BPP berarti ada 22 penyuluh. Lalu di Kabupaten ada 15 orang, total sudah 37 orang. Sedangkan idealnya, di lapangan satu desa satu penyuluh,” aku Budi lagi.

Bila dihitung secara kasar, jumlah tenaga penyuluh yang diperlukan sekitar 50 orang lagi. Karena hamper semua kecamatan kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Apalagi, di Kecamatan Loksado, Telaga Langsat dan tiga daha lainnya.

Asep Rahmat, Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten HSS mengatakan adanya penyuluh pertanian sangat penting untuk membangun pertanian dalam arti luas. Keberadaan mereka sebagai ujung tombak dalam pemberian informasi kepada petani. Peran penyuluh sebagai motivator, dinamisator, katalisator dan membantu petani dalam menyelesaikan permasalahan yang menyangkut pertanian. “Penyuluh juga berperan untuk membimbing pererapan teknologi, maupun sebagai Pembina kelembagaan petani. Semisal Kelompok tani, gapoktan maupun asosiasi,” sebutnya. Di HSS, ada 868 kelompok tani dan 219 Gapoktan. (why)

BBI Belum Berfungsi Optimal

KANDANGAN – Kendati Kabupaten HSS sudah memiliki balai benih ikan (BBI). Tapi sampai kini, adanya BBI tersebut masih belum berperan optimal dalam menyediakan bibit ikan. Akibatnya, petani (petambak, red) lebih tertarik membeli benih ikan dari luar. Semisal Martapura atau Amuntai.

“Masih jarang yang beli mungkin juga mereka belum tahu. Padahal kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.,” kata Kabid Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan Hj Elyani Yustika kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Selama ini benih ikan yang dihasilkan sudah ada, seperti ikan nila dengan produksi 100 ribu ekor, ikan patin 20 ribu ekor dan lele 10 ribu ekor. Untuk patin dan lele sudah habis terjual, sekarang benih ikan itu masih kosong.

Dikatakan Elyani, BBI yang berada di Desa Pahampangan Padang Batung itu memiliki kolam sekitar 20-an. Dengan luasan bervariasi.

Jujur, Elayani mengakui BBI belum bekerja optimal, selain secara administrasi masih di pegang pejabat pelaksana harian. Secara teknis, BBI juga hanya mengandalkan curah hujan yang turun. “Akan optimal setelah irigasi Amandit berfungsi,” ungkapnya.

Sedangkan untuk perencanaan kedepan, tak hanya jenis ikan nila, patin dan lele saja. BBI juga akan membesarkan jenis ikan lokal seperti papuyu, ikan haruan dan tamuan. “Jenis ikan loka masih tersedia melimpah di alam. Jadinya direncanakan hanya pembesaran di BBI. Tapi ini hanya rencana,” akunya lagi. (why)

Senin, 08 September 2008

petani di bekali ilmu


Petani Dibekali Teknologi Pertanian

KANDANGAN – Petani di Kabupaten HSS akan dibekali mengenai informasi teknologi pertanian. Bahkan petani, yang tergabung dalam beberapa kelompok tani ini akan mengikuti pelatihan mengenai dasar-dasar perencanaan, pelaksanaan maupum tahap evaluasi.

Pelatihan pemberdayaan petani ini dibagi dalam empat angkatan, setiap angkatan menampung peserta sebanyak 30 orang. Jadinya, total peserta yang ikut program ini adalah 120 peserta. ”Semua peserta adalah petani, yang mewakili 40 desa se Kabupaten HSS,” kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Basuki kepada Radar Banjarmasin, pekan tadi.

Sedangkan 40 desa tersebut tersebar di Kecamatan Angkinang, Simpur, Kalumpang, Sungai Raya dan Kecamatan Padang Batung. ”Setiap kecamatan itu mewakilkan 8 desa. Lalu setiap desa diikuti oleh tiga orang,” terangnya.

Program pemberdayaan petani melalui teknologi informasi pertanian (P3TIP), pada dasarnya adalah sebuah kegiatan yang memberdayakan petani dan kelompok taninya. Petani dibina untuk menjadi penyuluh untuk kelompok taninya, juga merencanakan kegiatan untuk kelompok taninya.

Misalnya, mengenai teknologi baru tentang budidaya pertanian maupun informasi teknologi lainnya yang tentunya berkaitan dengan peningkatan produktivitas hasil pertanian.

Kemudian setelah, petani melalui kelompok tani, dapat membuat perencanaan. Kemudian untuk pendanaan nantinya digulirkan langsung oleh kelompok tani melalui rekening masing-masing. Yang pasti, Kantor Ketahanan Pangan hanya sebagai fasilitator untuk kegaiatan tersebut.

Capaian yang ingin dicapai dari program ini adalah, bagaimana menyosilisasikan teknologi sesuai anjuran yang ada dan yang pasti harus menguntungkan petani itu sendiri. Baik dari segi produktivitas maupun segi pemasukan yang bermuara kepada kesejahteraan petani. ”Program tersebut hanya untuk pemberdayaan. Tidak boleh uang pemberdayaan untuk membeli pupuk,” kata Basuki lagi.

Kemudian kecamatan atau desa berhak meraih program P3TIP ini, tentunya sudah melewati tahap identifikasi yang dilakukan oleh tim tersendiri. Yakni, terkait sumber daya manusia di suatu desa dan aksesbilitas ke desa tersebut. Atau jarak tempuhnya. Pemberdayaan bagi petani itu juga meliputi, bagaimana teknologi tentang perikanan, perkebunan, tanaman padi dan tanaman palawija.

Program pemberdayaan petani ini akan dilatih langsung oleh trainer yang berpengalaman. Kegiatan dibukan Senin (hari ini, red) di Gedung Kesenian Kabupaten HSS. (why)

Tahun ini, 30 Desa Pelaksana PNPM

KANDANGAN – Salah satu program pemerintah pusat mengenai pemberdayaan masyarakat tahun ini digelar di Kabupaten HSS. Namanya, Program Nasiona; Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan.

PNPM ini sudah digela sejak tahun 2007 lalu, tahun itu di Kabupaten HSS ada 4 kecamatan yang melaksanakan progaram nasional tersebut. Yakni kecamatan Daha Utara, Daha Selatan, Angkinan dan Kecamatan Padang Batung. Dari empat kecamatan itu terdapat 70 desa yang mendapatkan PNPM. Sasaran kegiatan ini untuk rumah tangga miskin (RTM). Jumlah dana yang digulirkan pada tahun 2007 adalah bersumber APBN Rp2,55 miliar dan dari APBD Kabupaten HSS Tahun 2007 sebanyak Rp1,7 miliar.

Sedangkan untuk tahun 2008 ini, kecamatan yang mendapatkan PNPM jumlahnya berkurang. Yakni hanya Daha Utara dan Kecamatan Angkinang, dengan jumlah desa mencapai 30 desa. Dana yang digulirkan, dari APBN untuk Daha Utara Rp700 juta dan Angkinang Rp625 juta. Sedangkan sharing dari APBD tahun 2008 sama jumlahnya, yaitu Rp700 juta untuk Kecamatan Daha Utara dan Angkinang Rp625 juta. Bila ditotal tahun ini, sebanyak Rp2,75 miliar dana yang digulirkan.

Kabid Pemberdayaan Masyarakat Dinas PM dan Kessos Kabupaten HSS Jamilah mengatakan program ini bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pedesaan. Wujud nyata program ini adalah pembangunan sarana fisik atau infrastruktur seperti pembuatan jalan usaha tani, jembatan desa maupun tititan desa. Juga program ini bertujuan untuk simpan pinjam permodalan bagi kaum perempuan. Selain itu, program ini bertujuan dalam bidang kesejatan, pelyanan posyandu, pendidikan dengan pemberian beasiswa maupun pelatihan kelembagaan dan lembaga masyarakat. ”Intinya meningkatkan kapasitas lokal masyarakat,” sebut Jamilah saat ditemui di kantornya.

Peningkatan kapasitas lokal seperti, pelatihan menjahit, pelatihan membuat aneka menu dan masakan. Sehingga, dengan adanya program ini masyarakat miskin menjadi berdaya. Menurut Jamilah lagi, program PNPM juga merujuk ke petunjuk teknis PNPM Mandiri Pedesaan seperti peningkatan kesejahteraan, keterpaduan, kesinambungan dan kemandirian. PNPM ini juga sebut, Jamilah, sangat sinegis dan konsen dengan visi misi pembangunan Kabupaten HSS. (why)

Generasi Muda Diajak Peduli Pariwisata

KANDANGAN – Salah satu cara jitu yang digunakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk menggaet minat generasi muda adalah dengan menggelar beberapa even untuk generasi muda.

Nantinya, setelah berlangsungnya even tersebut, generasi muda semakin tertarik dengan pariwisata dan mempunyai pemikiran yang kuat demi memajukan wisata dan budaya HSS. Sehigga pada gilirannya, ke depan tak hanya orang tua yang tampil, tapi para generasi muda tidak lagi dipandang dengan mata sebelah.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Siti Saniah, salah satu cara menggaet generasi muda melalui even pemilihan nanang dan galuh banjar maupun beragam festival seni dan budaya.

Untuk nanang galuh (naga) Tahun 2008, ini sudah dilakukan pemilihan. 17 orang pelajar SMU sederajat mengikuti kegiatan itu. Selain mendaftar, Jumat pekan tadi mereka juga di tes wawancara. Dan malam Sabtu, mereka berlomba skill fashion di panggung terbuka.

Untuk naga sendiri, sebut Siti Saniah akan dipilih tiga pasang, yakni juara I, II dan III. Selanjutnya, untuk juara satu nantinya akan diikutkan dalam pemilihan naga tingkat Provinsi Kalsel. ”Tahun lalu kita berhasil juara, semoga tahun ini dapat dipertahankan dan lebih baik lagi,” terangnya.

Tak hanya berlaga di pestas provinsi, atau menang dapat ke nasional. Para alumni naga ini nantinya, akan menjadi duta pariwisata kabupaten HSS. Artinya, setiap even resmi kegiatan Pemkab mereka akan menjadi ikon. Selanjutnya, bila berhasil meraih prestasi di tingkat Kalsel. Pemenang akan ikut ke Bangka Belitung.

Menurut Siti Saniah, lewat even itulah salah satu cara untuk melibatkan generasi muda. Terutama mendorong mereka untuk selalu termotivasi demi pelestarian budaya, adat istiadat maupun kesenian. ”Mudah-mudahan lewat even naga ini turut mempublikasikan dan mengingformasikan tentang pariwisata di HSS,” sebutnya. (why)

pasar Los Batu akan di Tata

Pasar Los Batu Akan Tata

KANDANGAN - Sejak mengalami kebakaran 25 tahun yang lalu, Pasar Los Batu Kandangan belum pernah direnovasi lagi sehingga kondisi bangunan tampak kurang terawat. Kendati tampilan bangunan sudah tidak menarik lagi, Pasar Los Batu yang berada tepat di tengah kota dodol ini tetap menjadi pusat aktivitas, perbelanjaan dan perekonomian terbesar bagi masyarakat Hulu Sungai Selatan. Melihat faktor keselamatan penjual dan pengunjung yang sangat riskan karena bangunan lapuk di sana-sini termakan usia, Pemkab HSS berencana merevitalisasi bangunan Pasar Los Batu pada tahun anggaran 2009 mendatang.

Ekspos Rencana Teknis Pembangunan Pasar Los Batu dilakukan Konsultan Rabu tadi, di Aula Rakat Mufakat. Dihadiri Bupati HSS HM Safi’I, seluruh Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemkab HSS, turut dihadiri pula oleh puluhan pedagang Pasar Los Batu Kandangan.

Dalam arahannya di hadapan seluruh peserta Ekspos, Bupati HM Safi’i menjelaskan bahwa faktor utama yang mendorong Pemkab HSS merevitalisasi Pasar Los Batu adalah melihat dari Faktor Keselamatan dan Keamanan para Penjual dan Pengunjung.

“Walaupun ada sinyalemen dari sebagian masyarakat yang mengatakan Bangunan Pasar Los Batu merupakan peninggalan Belanda, tapi Pasar Los Batu tidak termasuk kategori yang perlu dilestarikan. Sehingga dilihat dari segi keindahan kota, bangunan ini sudah tidak mungkin dipertahankan lagi” kata Bupati dua periode ini. Aspek lainnya adalah pemerintah butuh sarana dan prasarana lainnya dalam memberikan akses dan kemudahan pelayanan kepada masyarakat HSS. (why)

Bupati Perkenalkan Wabup

Safari Ramadan Perdana di Telaga Langsat

KANDANGAN - Ramadan tahun ini, Pemerintah Kabupaten HSS kembali menjadwalkan Safari Ramadan di sebelas kecamatan. Tujuannya sama yakni sebagai ajang silaturahmi antara pejabat Pemkab HSS dan masyarakat.

Safari Ramadan perdana di Kecamatan Telaga Langsat. Silaturahmi dilakukan di di Masjid Nurul Hikmah Desa Mandala Kecamatan Telaga Langsat.

Bupati HM Safi’I dalam kesempatan safari Ramadan perdana itu memperkenalkan “wajah baru” dalam organisasi pemerintahan yakni Wabup HSS Ardiansyah yang sebelumnya sebagai Ketua DPRD HSS. Selain itu, Bupati juga perkenalkan Ketua DPRD HSS yang Baru Ja’far S Hut serta Wakapolres baru Kompol Toetoes.

Tak hanya itu, atas permintaan masyarakat Kecamatan Telaga Langsat, Bupati HSS HM Safii juga meresmikan nama Masjid Nurul Hikmah menjadi Masjid Besar Kecamatan Telaga Langsat.

Atas perubahan nama ini, Bupati meminta agar seluruh warga kecamatan Telaga Langsat tidak khawatir. Perubahan nama ini hanyalah perubahan status saja, dari Masjid biasa menjadi Masjid Besar.

“Ini menjadi suatu kehormatan. Pasalnya dengan menyandang status Masjid Besar, Mesjid Nurul Hikmah menjadi Mesjid yang penting di Kecamatan tersebut,” kata Bupati seperti yang ditulis dalam siaran Pers Humas HSS.

Sama halnya dengan Masjid Taqwa Kandangan, Namanya tetap Masjid Taqwa, Tapi statusnya berubah menjadi Masjid Agung Kandangan, yang artinya, Mesjid Taqwa adalah mesjid yang paling besar se Kabupaten HSS, jelas Bupati.

Menurut Bupati, dengan status baru ini, tentunya Masjid Nurul Hikmah akan mendapatkan bantuan yang lebih besar dari pemerintah ketimbang masjid-masjid lain di kecamatan tersebut. “Namanya juga Masjid Besar”, sebutnya lagi. Sementara dalam sambutannya, Camat Telaga Langsat H Noor Ichwan meminta dukungan dana untuk merehab Mesjid ini. “Dapat dilihat bahwa Masjid ini masih dalam proses perbaikan dan rehabilitasi di sana-sini, jadi kami sangat berharap untuk mendapatkan uluran tangan kembali dari Pemerintah untuk bisa merampungkannya”, pintanya. (why)

Jumlah PAUD Berkembang Pesat

KANDANGAN – Seiring dengan kemajuan zaman dan untuk menciptakan generasi yang lebih baik. Di HSS jumlah pendidikan anak usia dini (PAUD) berkembang pesat. Bila Tahun 2003, hanya ada 3 tempat. Kini jumlah mencapai 35 unit. Bahkan, Tahun 2009 dipastikan ada unit baru yang dibentuk.

Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat Disdik HSS Martha Karya Saputra mengatakan untuk unit baru yang bakal dibentuk adalah 2 rintisan PAUD, 1 TPA dan 3 satuan PAUD sejenis yang terintegrasi dengan Posyandu. “Tiga PAUD model baru ini berada di Kandangan Kota, Daha Utara dan Kecamatan Daha Selatan,” katanya kepada Radar Banjarmasin, yang menemuinya.

Menurut Saputra, biasanya pembentukan PAUD dimulai dari permintaan masyarakat, mengajukan proposal ke dinas, adanya sasaran anak yang dibina. Dan mendapat dukungan masyarakat juga dibantu dengan tenaga pendidik minimal berpendidikan SMA. “Tempat yang digunakan biasanya dipilih masyarakat apakah balai adat, rumah kepala desa atau maupun bekas ruangan sekolah,” katanya. Untuk pembentukan PAUD sendiri, animo sudah luar biasa. Bahkan Kecamatan Daha Barat, yang dikenal baru, sudah meminta untuk diadakan PAUD.

Masyarakat juga menilai, adanya PAUD sangat membantu menciptakan pengetahuan anak. Apalagi, usia dari 0-6 tahun merupakan usia emas, jadinya bila selama usia tersebut diberikan informasi yang positif. Pastinya, akan membantu perkembangan anak masa mendatang.

Tak hanya dari masyarakat, Pemkab HSS juga mengucurkan dana untuk PAUD terutama untuk insentif tenaga pendidik. Mereka diberi insentif per kegiatan sebesar Rp8 ribu. Setiap bulan ada 12 kegiatan, jadi satu bulan para tenaga pendidik mendapatkan insentif sebesar Rp96 ribu. Lalu untuk alat permainan edukatif juga dibantu pemerintah. Yang belum adalah untuk bantuan fisik bangunan. Dari catatan Dikmas, beberapa unit PAUD kondisinya memperhatinkan. Seperti di Desa Malutu Kecamatan Padang Batung dan Desa Harantan Kecamatan Loksado. “Bangunan mau rubuh kena dimakan rayap dan usia. Sampai alat permainan edukatif juga dimakan rayap,” kata staf Dikmas kepada wartawan Koran ini. (why)

Skill Penggiat UKM Perlu Diperhatikan

KANDANGAN – Di kabupaten HSS termasuk gudangnya usaha kecil menengah (UKM). Bahkan dalam hitungan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, UKM di HSS mencapai lebih dari 40 ribu.

Banyak UKM, karena penggiatnya selalu membaca peluang pasar dan permintaan pasar. “UKM juga bisa pindah sektor. Bulan Ramadan ini rame dagang mercon mereka menjualnya. Tapi lain kali rame dagang kendol, maka akan beralih ke situ,” kata Kabid UKM Eko Sugianto kepada Radar Banjarmasin di ruang kepala dinas, kemarin.

Disebutkan Eko, bila dihitung per UKM menampung satu tenaga kerja, artinya sudah 40 ribu orang yang terserap. Lebih spesifik lagi, untuk UKM yang bergerak di bidang pandai besi, sudah mencapai 200 unit. Sebarannya sebagian besar Kecamatan Daha Selatan dan ada pula di Kecamatan Daha Utara. Meskipun sudah berkembang, tapi UKM di HSS sebut Eko, mempunyai masalah yang harus dipecahkan. Terutama untuk kemampuan skill (keahlian, red) mereka. “Skill serapan teknologi masih lemah, lantaran belum ada pusat latihan atau kursus di Banjarmasin yang menyediakan,” katanya. Ambil contoh, untuk membuat kerajinan pandai besi, biki parang atau sejenisnya. Sekarang hanya di poles saja, tidak dilakukan dengan crom. “Bila dapat menciptakan stainlessteel tentunya harganya akan lebih mahal bila dijual,” sebutnya. Tak hanya itu, alat-alat rumah tanggan seperti wajan yang dihasilkan oleh pengrajin Negara. Selama hanya biasa, belum ada lagi untuk menghasilkan sejenis panci teplon. Lalu gerabah (dapur, red) hasilnya juga masih kasar. “Belum selicin gerabah yang dihasilkan orang luar,” akunya. Sebenarnya upaya yang dilakukan Dinas sudah ada terutama untuk peningkatan skill. Seperti melakukan pertemuan usaha pengrajin pandai besi maupun pelatihan alsintan. (why)

yang lain

Ganjaran Umrah bagi Guru Berprestasi

KANDANGAN – Ini adalah sesuatu yang sangat spesial bagi ”oemar bakri”. Betapa tidak, mulai tahun 2008 ini Pemkab HSS memberikan sesuatu yang baru bagi guru berprestasi.

Apa itu? Dinas Pendidikan Kabupaten HSS, melalui Kadisnya M Yusuf Effendi ganjaran yang diberikan bagi guru berprestasi adalah diberangkatkan umrah ke tanah suci dengan biaya ditanggung pemerintah. ”Guru berprestasi yang mendapat ganjaran umrah tersebut ialah guru yang berhasil menjadi juara 1 untuk kegiatan kompetensi tingkat Provinsi Kalsel,” terangnya.

Adanya ganjaran yang spesial tersebut, sambung Yusuf bertujuan untuk mengairahkan motivasi guru dan sekolah untuk berpacu dalam berprestasi. Biasanya, selama ini tidak ada hadiah yang spesial. Saat ada guru yang juara, hanya diberikan ucapan selamat. Selain guru, Kepala sekolah dan pengawas juga diberikan kesempatan yang sama terhadap persaingan untuk mendapat hal yang terbaik itu. ”Pokoknya bila juara satu provinsi pasti diberangkatkan umrah,” terang Yusuf sekali lagi.

Tak hanya guru, Dinas Pendidikan juga memberikan reward kepada siswa yang berprestasi, yakni berupa beasiswa. Bantuan pendidikan ini tidak dikhususkan bagi siswa berprestasi tapi miskin. ”Tapi buat semua siswa, yang jelas ia berprestasi tak peduli miskin apalagi kaya,” ungkapnya. Beasiswa ini diberikan untuk siswa yang berprestasi mulai Juara I, II dan III. Jumlah beasiswa yang diberikan adalah standar nominal beasiswa selama ini.

Selain beasiswa, selama ini, Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Yayasan Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh YL GNOTA. Bentuk bantuaanya, berupa perlenglapan sekolah, seperti tas sekolah dan baju seragam. (why)

5 Paket Proyek Justan Digelentorkan

KANDANGAN – Tak hanya proyek cetak sawah yang akan tangani oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Tahun ini, Satuan Kerja Perangkat Daerah juga akan menggelontorkan 5 paket proyek untuk pembuatan jalan usaha tani atau Justan.

Dimana saja proyek tersebut? Kepala Bidang Sarana Prsarana Sumber Daya dan Sarana Prasarana Pertanian Kaspul Khair mengatakan 5 paket proyek tersebut berlokasi di Kecamatan Simpur, Kalumpang, Angkinang, Sungai Raya dan Kecamatan Kandangan. ”Per kecamatan tersebut mendapat antara 1 sampai 4 paket proyek. Di Kandangan ada 4 paket,” aku Kaspul kepada wartawan koran saat dijumpai di kantornya.

Secara umum, jalan usaha tani yang akan dibangun tersebut selebar 2 meter, dan tingginya menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Di kedua sisi jalan usaha tani itu di siring dengan kayu galam. Tengahnya, diisi dengan tanah uruk.

Mengenai biayanya, Kaspul mengakui sekitar Rp100 juta per kilometer. Sementara setiap paket itu bervariasi panjangnya, sehingga mempengaruhi jumlah anggaran yang dialokasikan.

Pembuatan justan ini, sambung Kaspul sangat bermanfaat bagi aktivitas petani. Jalan berguna untuk aksebilitas petani mengangkut hasi pertanian maupun mobilisasi alat-alat pertanian, seperti traktor maupun untuk mengangkut pupuk. Tak hanya itu, dengan adanya jalan usaha tani akan meningkatkan pendapatan petani. ”Biasanya sebelum ada justan, mereka harus mengupahkan sebagian aktivitas pengangkutan hasil panen maupun yang lainnya,” beber Kaspul

Terpisah dalam pertemuan dengan petani di Desa Asam Cangkok, Bupati HM Safi’i jujur mengakui bahwa untuk pengerjaan sebuah proyek memerlukan waktu yang bertahap. Dengan menggunakan skala prioritas, dan pembangunan justan dilakukan secara bergiliran tergantung anggaran yang dimiliki. ”Untuk pembangunan fisik memerlukan waktu paling tidak empat bulan. 2 bulan proses lelang, dan 2 bulan pengerjaan fisik,” sebutnya. (why)

Gurihnya Keripik Singkong Kandangan

KANDANGAN – Tak hanya dodol yang dapat dijadikan oleh-oleh. Tapi, keripik singkong made in Kandangan juga pantas untuk dijadikan buah tangan bagi warga yang kebetulan melintas atau mampir di Bumi Antaluddin ini.

Ya, keripik Kandangan memiliki rasa khas tersendiri, ini disebabkan proses memasaknya yang menggunakan api dari pembakaran kayu. Tak hanya itu, irisan tipis-tipis yang diolah oleh pengrajin di Desa Telaga Bidadari yang merupakan sentra usaha mikro masyarakat menjadi kekuatan tersendiri saat anda mencicipi panganan ini. (why)

Selasa, 02 September 2008

dodol kandangan

Foto>>> BERSIHKAN KOTA – Personel pasukan kuning sedang giat-giatnya membersihkan kawasan perkotaan.

Tak Mengenal Lelah Membersihkan Kota

KANDANGAN – Keindahan kawasan perkotaan ternyata melibatkan banyak pihak. Selain kesadaran warga kota dalam membuang sampah. Juga, yang paling berperan adalah para pasukan kuning alias paskun.

Bagaimana pun, para paskun ini sangat berjasa dalam kebersihan kota, jalan-jalan yang bebas dari sampah. Selokan dan got yang lancar saat hujan lantaran tak ada lagi lumpur yang mengendap. Dan yang pasti, kebersihan pasar juga menjadi tanggung jawabnya mereka.

Para paskus di Kabupaten HSS, memang ada yang berstatus PNS adapula, yang masih berstatus honorer. Tanpa melihat, status tersebut mereka, ternyata para paskun sangat setia memungut sampah kemudian membersihkan lumpur.

Humberi, salah seorang anggota paskun kepada Radar Banjarmasin secara terbuka mengatakan, mereka setiap hari turun dari pagi hingga petang. Yakni membersihkan sampah maupun got-got di seputaran kota Kandangan. ”Untuk hari ini kami ditugaskan membersihkan got di Jalan S Parman hingga sampai ke luar kota,” katanya kepada wartawan koran. Anggota paskun yang mengakui sudah mengantongi SK PNS menceritakan rutinitas bekerjanya tersebut ditentukan oleh sang komandan alias kepala dinas. Bisa saja pagi ini, mereka membersihkan got. Tapi sore harinya, mereka kembali memberihkan sampah di Pasar Kandangan. ”Membersihkan got ini sambilan dari pekerjaan rutin memungut sampah di pasar,” timpal teman Humberi.

Menurutnya, selain kelompok mereka, para paskun juga tersebar di beberapa titik. Ada yang menyiangi rumput dengan mesin pemotong. Di lain tempat, ada paskun yang membersihkan serakan pasir di persimpangan jalan. Bila ditotal, sambung Humberi jumlah paskun lebih ratusan orang, tapi biasanya per kelompok kerja di bagi menjadi tujuh orang. Kendati berkubang dengan lumpur, dan berjibaku dengan sampah. Humberi bersama kawan-kawannya, tak mengenal lelah dalam melakukan tugas.

Dari Pantauan koran ini, mereka pun tampak sigap dengan pengerjaannya. Dengan alat sekop di tangan, waktu Humberi dan kawan-kawannya terlihat membersihkan saluran drainase di sisi jalan protokol di Kabupaten HSS. ”Kaya apa bersih lo Kandangan,” tanyanya. (why)

Foto>>>>BALIHO DAN BANDERA – Baliho iklan promisi pariwisata milik Pemkab HSS ini juga dipasangi beberapa bandera partai.

Jumlah TPS Dikurangi

KANDANGAN – Tak hanya jumlah petugas yang telah disiapkan dalam pilkada mendatang. KPU Kabupaten HSS juga sudah mengancang-ancang untuk menyiapkan tempat pemungutan suara (TPS).

Ketua KPU Imron Rosyadi mengatakan rencana TPS sudah disiapkan. Bila dulunya direncanakan ada 536 TPS, kini dari hasil perhitungan terakhir KPU menciutkan jumlahnya menjadi 516 TPS. ”Jumlah TPS dikurangi 20 buah,” katanya kepada wartawan koran ini saat menemuinya di Kantor KPU.

Dari 11 kecamatan, sambung Imron, ada empat kecamatan yang jumlahnya TPS dikurangi. Seperti di Kecamatan Kandangan dikurangi 5 TPS, Daha Selatan 2 buah, Daha Utara 2 buah dan di Kecamatan Sungai Raya 5 buah TPS yang dikurangi.

Menurut Imron, perbandingan satu TPS per jumlah jiwa pemilih tergantung dari sebaran penduduk. Bisa saja, satu TPS ’diserbu’ oleh 300 pemilih, tapi dilain TPS dapat juga akan diisi oleh 600 pemilih. ”Jadi KPU melihat efektifitas dan efisiensinya. Sangat sayang banyak-banyak TPS tapi yang datang malahan sedikit, baiknya di lebur saja. Apalagi akses ke TPS mudah,” terangnya.

Selain membeberkan jumlah TPS, Imron juga mengungkapkan jumlah PPS, disebutkannya total PPS pada pilkada di Kabupaten HSS sebanyak 148 orang. Sementara itu, untuk jumlah pemilih jumlah terakir yang diupdate oleh KPU adalah 146.540. Jumlah ini adalah gabungan dari 11 kecamatan. Bila diurut, dari jumlah pemilih terbesar sampai terkecil adalah Kecamatan Kandangan terdapat 31.185 pemilih, Daha Selatan 27.107, Daha Utara 20.991, Padang Batung 13.146, Angkinang 11.910, Sungai Raya 11.315, Simpur 10.331, Telaga Langsat 6.387, Loksado 5.084, Daha Barat 4.602 dan Kecamatan Kalumpang sebanyak 4.482 pemilih. (why)

Tuan Rumah Sosialisasi Unas 2008

KANDANGAN – Membanggakan. Dinas Pendidikan Kabupaten HSS pada 25 Februari mendatang menjadi tuan rumah kegiatan sosialisasi pelaksanaan ujian nasional (Unas) tahun 2008.

Kegiatan itu, kata Kepala Bidang Pendidikan Kabupaten HSS M Arliyan Syahrial, digelar di Gedung Kesenian. Dan peserta yang mengikutinya adalah berasal dari tiga Kabupaten yakni HSS, Tapin dan HST. Pembicara dalam kegiatan tersebut dijadwalkan berasal dari Dinas Provinsi Kalsel. ”Kemungkinan besar langsung dihadiri pak Humaidi Syukeri (Kadis Disdik Provinsi),” kata Arliyan kepada sejumlah wartawan yang menemuinya.

Dalam sosialisasi tersebut, kemungkinan akan membahas bagaimana pelaksanaan Unas pada bulan April dan Mei mendatang. Yang pastinya, diharapkan dalam sosialisasi tersebut akan ada komitmen dari semua pihak untuk menyelenggerakan Unas secara jujur. ”Percuma saja dan buang duit negara saja, apalagi pelaksaaan Unas dilakukan tidak sprotif. Ada beberapa fakta di daerah tertentu guru ikutan membantu siswa dalam menjawab soal,” terangnya.

Namun untuk di Kabupaten HSS, Arliyan jujur mengakui, pelaksanaan Unas berlangsung dengan sportif. Tidak ada guru yang ikut membantu dalam menjawabkan soal Unas. Buntut dari sikap sprortif itulah, pada 2005 lalu di Kabupaten HSS 750 siswa tidak lulus. ”Dikumpulkan hampir setengah halaman terisi,” kata Arliyan sambil menunjuk halaman Dinas Pendidikan. Tapi itu tidak masalah, Pemkab HSS terutama Disdik terus melakukan pembenahan. Akhirnya, prosentasi kelulusan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tahun 2006, tinggal separo (dari 750) yang tidak lulus, lalu pada tahun 2007 tadi hampir 90 persen tingkat kelulusan untuk SMA dan SMP sederajat. Bagaimana dengan tahun ini? Arliyan optimis akan lebih baik lagi. ”Tidak ada masalah, beberapa uji coba sudah bagus. Kami yakin hasilnya Unas tidak jauh berbeda,” katanya optimis. (why)

Foto>>> GERBANG – Kabupaten HSS memiliki gerbang untuk bahan informasi kepada masyakarat.

Gerbang Kabupaten HSS

KANDANGAN – Bila anda yang kerap melewati Jalan Provinsi melewati Banua Anam. Tentunya, gerbang yang satu ini akan ditemui saat memakui Kabupaten HSS. Gerbang yang menandai perbatasan sebuah kabupaten HSS dengan Kabupaten Tapin maupun dengan Kabupaten HST.

Bila dari Banjarmasi menuju Kabupaten HSS, maka gerbang yang menghadap adalah gerbang selamat datang di Bumi Antaluddin, gerbang perkotaan Banua Lima Plus Center. Bila anda terus menyusuri jalan provinsi dan sampai pada perbatasan HSS dengan HST, maka gerbang yang terbaca sangat menengok ke atas adalah gerbang selamat tinggal. Isinya sama dari gerbang yang pertama tadi. (why)