Senin, 08 September 2008

pasar Los Batu akan di Tata

Pasar Los Batu Akan Tata

KANDANGAN - Sejak mengalami kebakaran 25 tahun yang lalu, Pasar Los Batu Kandangan belum pernah direnovasi lagi sehingga kondisi bangunan tampak kurang terawat. Kendati tampilan bangunan sudah tidak menarik lagi, Pasar Los Batu yang berada tepat di tengah kota dodol ini tetap menjadi pusat aktivitas, perbelanjaan dan perekonomian terbesar bagi masyarakat Hulu Sungai Selatan. Melihat faktor keselamatan penjual dan pengunjung yang sangat riskan karena bangunan lapuk di sana-sini termakan usia, Pemkab HSS berencana merevitalisasi bangunan Pasar Los Batu pada tahun anggaran 2009 mendatang.

Ekspos Rencana Teknis Pembangunan Pasar Los Batu dilakukan Konsultan Rabu tadi, di Aula Rakat Mufakat. Dihadiri Bupati HSS HM Safi’I, seluruh Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemkab HSS, turut dihadiri pula oleh puluhan pedagang Pasar Los Batu Kandangan.

Dalam arahannya di hadapan seluruh peserta Ekspos, Bupati HM Safi’i menjelaskan bahwa faktor utama yang mendorong Pemkab HSS merevitalisasi Pasar Los Batu adalah melihat dari Faktor Keselamatan dan Keamanan para Penjual dan Pengunjung.

“Walaupun ada sinyalemen dari sebagian masyarakat yang mengatakan Bangunan Pasar Los Batu merupakan peninggalan Belanda, tapi Pasar Los Batu tidak termasuk kategori yang perlu dilestarikan. Sehingga dilihat dari segi keindahan kota, bangunan ini sudah tidak mungkin dipertahankan lagi” kata Bupati dua periode ini. Aspek lainnya adalah pemerintah butuh sarana dan prasarana lainnya dalam memberikan akses dan kemudahan pelayanan kepada masyarakat HSS. (why)

Bupati Perkenalkan Wabup

Safari Ramadan Perdana di Telaga Langsat

KANDANGAN - Ramadan tahun ini, Pemerintah Kabupaten HSS kembali menjadwalkan Safari Ramadan di sebelas kecamatan. Tujuannya sama yakni sebagai ajang silaturahmi antara pejabat Pemkab HSS dan masyarakat.

Safari Ramadan perdana di Kecamatan Telaga Langsat. Silaturahmi dilakukan di di Masjid Nurul Hikmah Desa Mandala Kecamatan Telaga Langsat.

Bupati HM Safi’I dalam kesempatan safari Ramadan perdana itu memperkenalkan “wajah baru” dalam organisasi pemerintahan yakni Wabup HSS Ardiansyah yang sebelumnya sebagai Ketua DPRD HSS. Selain itu, Bupati juga perkenalkan Ketua DPRD HSS yang Baru Ja’far S Hut serta Wakapolres baru Kompol Toetoes.

Tak hanya itu, atas permintaan masyarakat Kecamatan Telaga Langsat, Bupati HSS HM Safii juga meresmikan nama Masjid Nurul Hikmah menjadi Masjid Besar Kecamatan Telaga Langsat.

Atas perubahan nama ini, Bupati meminta agar seluruh warga kecamatan Telaga Langsat tidak khawatir. Perubahan nama ini hanyalah perubahan status saja, dari Masjid biasa menjadi Masjid Besar.

“Ini menjadi suatu kehormatan. Pasalnya dengan menyandang status Masjid Besar, Mesjid Nurul Hikmah menjadi Mesjid yang penting di Kecamatan tersebut,” kata Bupati seperti yang ditulis dalam siaran Pers Humas HSS.

Sama halnya dengan Masjid Taqwa Kandangan, Namanya tetap Masjid Taqwa, Tapi statusnya berubah menjadi Masjid Agung Kandangan, yang artinya, Mesjid Taqwa adalah mesjid yang paling besar se Kabupaten HSS, jelas Bupati.

Menurut Bupati, dengan status baru ini, tentunya Masjid Nurul Hikmah akan mendapatkan bantuan yang lebih besar dari pemerintah ketimbang masjid-masjid lain di kecamatan tersebut. “Namanya juga Masjid Besar”, sebutnya lagi. Sementara dalam sambutannya, Camat Telaga Langsat H Noor Ichwan meminta dukungan dana untuk merehab Mesjid ini. “Dapat dilihat bahwa Masjid ini masih dalam proses perbaikan dan rehabilitasi di sana-sini, jadi kami sangat berharap untuk mendapatkan uluran tangan kembali dari Pemerintah untuk bisa merampungkannya”, pintanya. (why)

Jumlah PAUD Berkembang Pesat

KANDANGAN – Seiring dengan kemajuan zaman dan untuk menciptakan generasi yang lebih baik. Di HSS jumlah pendidikan anak usia dini (PAUD) berkembang pesat. Bila Tahun 2003, hanya ada 3 tempat. Kini jumlah mencapai 35 unit. Bahkan, Tahun 2009 dipastikan ada unit baru yang dibentuk.

Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat Disdik HSS Martha Karya Saputra mengatakan untuk unit baru yang bakal dibentuk adalah 2 rintisan PAUD, 1 TPA dan 3 satuan PAUD sejenis yang terintegrasi dengan Posyandu. “Tiga PAUD model baru ini berada di Kandangan Kota, Daha Utara dan Kecamatan Daha Selatan,” katanya kepada Radar Banjarmasin, yang menemuinya.

Menurut Saputra, biasanya pembentukan PAUD dimulai dari permintaan masyarakat, mengajukan proposal ke dinas, adanya sasaran anak yang dibina. Dan mendapat dukungan masyarakat juga dibantu dengan tenaga pendidik minimal berpendidikan SMA. “Tempat yang digunakan biasanya dipilih masyarakat apakah balai adat, rumah kepala desa atau maupun bekas ruangan sekolah,” katanya. Untuk pembentukan PAUD sendiri, animo sudah luar biasa. Bahkan Kecamatan Daha Barat, yang dikenal baru, sudah meminta untuk diadakan PAUD.

Masyarakat juga menilai, adanya PAUD sangat membantu menciptakan pengetahuan anak. Apalagi, usia dari 0-6 tahun merupakan usia emas, jadinya bila selama usia tersebut diberikan informasi yang positif. Pastinya, akan membantu perkembangan anak masa mendatang.

Tak hanya dari masyarakat, Pemkab HSS juga mengucurkan dana untuk PAUD terutama untuk insentif tenaga pendidik. Mereka diberi insentif per kegiatan sebesar Rp8 ribu. Setiap bulan ada 12 kegiatan, jadi satu bulan para tenaga pendidik mendapatkan insentif sebesar Rp96 ribu. Lalu untuk alat permainan edukatif juga dibantu pemerintah. Yang belum adalah untuk bantuan fisik bangunan. Dari catatan Dikmas, beberapa unit PAUD kondisinya memperhatinkan. Seperti di Desa Malutu Kecamatan Padang Batung dan Desa Harantan Kecamatan Loksado. “Bangunan mau rubuh kena dimakan rayap dan usia. Sampai alat permainan edukatif juga dimakan rayap,” kata staf Dikmas kepada wartawan Koran ini. (why)

Skill Penggiat UKM Perlu Diperhatikan

KANDANGAN – Di kabupaten HSS termasuk gudangnya usaha kecil menengah (UKM). Bahkan dalam hitungan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, UKM di HSS mencapai lebih dari 40 ribu.

Banyak UKM, karena penggiatnya selalu membaca peluang pasar dan permintaan pasar. “UKM juga bisa pindah sektor. Bulan Ramadan ini rame dagang mercon mereka menjualnya. Tapi lain kali rame dagang kendol, maka akan beralih ke situ,” kata Kabid UKM Eko Sugianto kepada Radar Banjarmasin di ruang kepala dinas, kemarin.

Disebutkan Eko, bila dihitung per UKM menampung satu tenaga kerja, artinya sudah 40 ribu orang yang terserap. Lebih spesifik lagi, untuk UKM yang bergerak di bidang pandai besi, sudah mencapai 200 unit. Sebarannya sebagian besar Kecamatan Daha Selatan dan ada pula di Kecamatan Daha Utara. Meskipun sudah berkembang, tapi UKM di HSS sebut Eko, mempunyai masalah yang harus dipecahkan. Terutama untuk kemampuan skill (keahlian, red) mereka. “Skill serapan teknologi masih lemah, lantaran belum ada pusat latihan atau kursus di Banjarmasin yang menyediakan,” katanya. Ambil contoh, untuk membuat kerajinan pandai besi, biki parang atau sejenisnya. Sekarang hanya di poles saja, tidak dilakukan dengan crom. “Bila dapat menciptakan stainlessteel tentunya harganya akan lebih mahal bila dijual,” sebutnya. Tak hanya itu, alat-alat rumah tanggan seperti wajan yang dihasilkan oleh pengrajin Negara. Selama hanya biasa, belum ada lagi untuk menghasilkan sejenis panci teplon. Lalu gerabah (dapur, red) hasilnya juga masih kasar. “Belum selicin gerabah yang dihasilkan orang luar,” akunya. Sebenarnya upaya yang dilakukan Dinas sudah ada terutama untuk peningkatan skill. Seperti melakukan pertemuan usaha pengrajin pandai besi maupun pelatihan alsintan. (why)

Tidak ada komentar: