Minggu, 11 Januari 2009

Berhitung Dampak Banjir


KANDANGAN – Hanya kebanjiran beberapa jam. Kini Kandangan sudah bebas dari genangan. Rumah warga yang sebelumnya sempat tergenang juga sudah kering. Sebagian saja, terutama di dataran rendah yang masih tergenang.
Banjir yang sempat merendam Kecamatan Kandangan, Telaga Langsat, Angkinang, Padang Batung maupun Sungai Raya. Selain kecamatan itu, sudah sejak sebulan lalu kawasan rawa seperti di Kecamatan Daha Selatan, Daha Barat, Daha Utara dan Kalumpang juga sudah tergenang. Total rumah yang teremdam 8.012 rumah. Tak hanya rumah, lahan pertanian, perikanan, dan prasarana umum juga banyak mengalami kerusakan. Kalkulasi perhitungan masih diinventarisasi oleh masing-masing dinas.
Sebagian rumah warga yang terendam menurut Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Kessos Hamliansyah terutama yang berada kawasan rendah. Seperti Kecamatan Kandangan, sebagian Kelurahan Jambu Hilir, Kalian Asri dan Pulau Negara. Di Desa Sungai Kupang maupun Desa Bangkau. Korban banjir yang rumahnya terendam masih mendapatkan suplai makanan dari Dinas Kessos.
Dampak banjir yang mungkin terjadi dari aspek kesehatan kemungkinan akan timbulnya penyakit diare dan gatal-gatal. Plt Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Herry Darmawan mengatakan bahwa di Kecamatan Kelumpang sempat meningkat penderita penyakit gatal-gatal. Namun, kini sudah teratasi. Untuk penyakit leptospirosis yang disebabkan kencing tikus. Di Kabupaten HSS belum terdengar. “Itukan disebabkan tikus rumah, di HSS banyaknya tikus sawah,” sebutnya.
Stok obat sendiri diakuinya cukup. Bahkan sudah dinstuksikan kepada Puskesmas dan Pustu untuk siaga. Apabila kebutuhan logistik kurang segera melaporkan ke Dinas Kesehatan kabupaten. “Vaksin korban gigitan ular juga sudah tersedia di Puskesmas,” akunya.
Sementara itu, Bidang Pertanian, laporan sementara benih padi (taradakan, red) untuk tanam di beberapa desa terendam, Kepala Desa Batang Kulur Kecamatan Sungai Raya Syarifuddin mengatakan bahwa hampir semua taradakan milik petani di desanya terendam. Ia memperkirakan, gara-gara benih terendam akan berpengaruh terhadap produksi padi tahun ini. “Hasilnya tidak seratus persen lagi. Paling-paling 50 persen,” katanya saat ditemui di kantor Kecamatan Sungai Raya. Hal senada diakui, Sekcam Desa Asam Adi Effendi menurutnya baik taradakan maupun ampak (benih yang sudah ditanam di lahan, red) juga banyak yang terendam. “Biasanya bila lama terendam. Benih akan lemas dan akhinrya mati,” akunya
Kadis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Ruhaimi Alman mengatakan petugas masih melakukan invetarisasi. Untuk kawasan rawa, seperti tiga Daha dan Kelumpang lahan pertanian masih belum berpengaruh. Yang dikhawatirkan daerah daratan di atasnya. Hal senada dikatakan oleh Koordinator PHP Fakhrul Aidi, menurutnya Kecamatan Kandangan, Padang Batung, Telaga Langsat, Angkinang, Padang Batung maupun Sungai Raya luasan yang teremdam tidak bisa disebutkan dalam hektare. Pasalnya, taradak dan ampak belum dikatakan sebagai tanaman.
Lalu taradakan tidak bisa langsung divonis rusak bila terendam. Apabila terendam sebentar taradakan tidak akan mati. Tapi bila rendamannya lebih dari 3 hari berpotensi rusak. Kabid Produksi Muhammad Saleh mengakui kawasan pertanian yang sempat teremdam adalah di Kecamatan Angkinang Desa Taniran Kubah, Bakarung, Wawaran dan Tawiya. Di Kecamatan Simpur di Desa Amparaya, di Kecamatan Kandangan di Desa Lungau. Sedangkan di Kecamatan Kalumpang ada empat desa. Seperti Karang Paci, Balimau, Batu Tanggul dan Karang Bulan. “Yang sebagian teremdam ada di Desa Belanti, Kalumpang dan Tambikar,” ujarnya. Biasanya dalam luasan 1 hektare petani benih yang diperlukan berkisar 25-30 Kg.
Untuk Bidan Perikanan, disebutkan puluhan ribu ikan lepas dari tambak. Kabid Perikanan Elyani Yustika mengatakan di Kecamatan Kalumpang 1 hektere areal tambak jebol. 10 ribu ikan seharga Rp500 per ekor lepas. Lalu lahan Mina Padi di Desa Pahampangan juga jebol. 10 ribu ikan lepas. “Harganya per ekor ikan Rp1.500,” kata Elyani didampingi Kabid Usaha dan Pemberdayaan Kelompok Khairul Rahim. Sedangkan untuk peternakan, Drh M Hatta mengatakan banjir mempengaruhi peternakan kecil unggas, seperti itik maupun ayam. Di Daha 200 orang peternak itik pertelor, jumlah ternak mencapao 300 ribu ekor. Untuk peternakan besar seperti Sapi dan Kambing tidak terpengaruh banjir. “Peternak sapi kan jarang berada di pinggir sungai biasanya ditempat tinggi,” aku Hatta lagi. Secara umum situasi masih terkendali. Untuk sarana umum, gara-gara banjir satu jembatan sepanjang 60 meter di Keluarahan Jambu Hulu Kecamatan Padang Batung Putus. Padahal jembatan tersebut baru selesai dibangun. Kondisi jalan, insventarisasi sementara ada 276 jalan yang terendam. Baik jalan nasional, provinsi maupun Kabupaten. Pantauan Koran ini, jalan kawasan perkotaan banyak yang sudah berlobang. Aspal juga mulai koyak disana-sini.
Sementara itu, Wabup HSS H Ardiansyah dalam jumpa pers usai Rapat Koordinasi Bulanan kemarin mengatakan bahwa banjir ini disebabkan curah hujan kawasan hulu meningkat dibandingkan biasanya. Banjir ini juga merupakan siklus musimam. “Kata beberapa orangtua kepada saya banjir ini siklus lima tahunan,” kata Wabup yang didampingi Kepala Dinas Kessos dan Penanggulangan Bencana H Johansyah dan Kabag Humas Maksum Nafarin.
Menurut Wabup, HSS sudah berupaya untuk mencegah terjadinya banjir. Mulai melakukan reboisasi, pembuatan bendung amandit. Dan yang terbaru melakukan moratorium (penghentian sementara, red) penebangan kayu di kawasan Hutan. Dikatakan Alumnus Fakultas Kehutanan Unlam Banjarbaru ini, pencegahan terjadinya banjir tak cukup hanya dilakukan oleh Kabupaten HSS. Tapi harus komprehensif melibatkan kabupaten tetangga. Apalagi kawasan tangkapan air tak hanya berada di kabupaten HSS. “Banjir HSS juga salah satu sebabnya akibat kiriman air dari Sungai Batang Alai HST, Sungai Balangan maupun Sungai Tabalong,” sebutnya. Taksiran kerugian lebih tahun kemarin. Tahun lalu kerugian akibat banjir di HSS mencapai Rp1,2 miliar. (why)
Akibat Banjir
Rumah Terendam : 8.012 buah
Jembatan Gantung : Putus (1 buah)
Perikanan : Tambak Rusak, 20 ribu ikan lepas
Pertanian : Taradakan (bibit padi) Terendam

1 komentar:

Anonim mengatakan...

salam kenal dari www.kawasah.co.cc