Jumat, 09 Januari 2009

Kandangan Kebanjiran


Di Batu Laki 11 Rumah Hanyut, 2 Titik Longsor

KANDANGAN – Akhirnya banjir datang juga di Bumi Antaluddin pada Rabu 7 Januari 2009. Mulanya hujan deras sejak Pukul 04.00. Akibatnya, di kawasa Hulu, Desa Batu Laki terjadi air bah. Akibatnya Di Desa Batu Laki RT 02 atau biasa disebut Desa Muara Pipi’I 11 rumah warga hanyut diterjang air bah. Sepasang pasutri juga nyaris tewas akibat terseret air deras sepajang 1 Kilometer. Tak hanya itu, 2 titik longsor juga ditemukan.
Sementara itu Mulyadi warga RT 02 mengatakan bahwa rumah yang terendam di pinggir sungai tersebut sebanyak 35 buah. “11 Buah hanyut, sisanya rusak berantakan,” katanya kepada Koran sambil meratapi rumahnya yang ikut hanyut dibawa air bah.
Diakuinya, banjir air bah ini sudah 7 kali. Dan ini yang paling besar. Tanda-tanda akan datang air bah sudah terlihat sekitar pukul 04.00 Pagi. Ia pun waktu langsung terjaga. Dan menyelamatkan ke luar rumah. Tapi, semua hartanya ludes yang tinggal baju selembar. “Semenjak adanya Bendung Amandit. Kami kebanjiran terus,” akunya. Tak hanya di Muara Pipi’I, dia mengatakan Tambak Pipi’I juga kini terisolir akibat puluhan rumah KK belum mendapat makanan.
Mulyadi mengatakan enggan untuk berpindah dari kawasan tersebut, kendati rumahnya hancur. “Mun ada yang membantu tenda aku guring ditenda. Mun kadada kada ai,” katanya pasrah.
Selain rumah berisi harta bendanya. Sepasang pasutri yang juga keluarganya ikut hanyut terbawa arus. Beruntung keduanya selamat. Hal senada ditegaskan oleh Hamdan, Kepala Urusan Umum Desa Batu Laki di lokasi mengatakan bahwa ia ikut mengevakuasi sepasang pasutri tersebut. Yang suami bernama Rusdi, ia adalah Ketua RT 02 . “Tidak ada yang tewas. Pasutri itu hanya pingsan saja,” katanya saat ditemui koran ini di lapangan sekitar pukul 11.00 Wita.
Camat Padang Batung Iwan Friadi didampingi Kepala Desa Batu Laki H Haspan mengatakan banjir bah ini biasa terjadi. Tahunan, dan memang tahun ini kelihatannya lebih besar. “Tidak ada hubungannya dengan adanya bendung Amandit. Sebelum dibangun kerap terjadi banjir bah. Tapi biasanya tidak lama. Beberapa jam asalkan tidak hujan lagi, muka air akan surut,” kata Camat saat ditemui di lokasi.
Dikatakan Camat rumah-rumah di bawah tersebut adalah bangunan baru. Penghuninya sebelumnya diam di lokasi atas. Bahkan mereka juga sudah mendapat ganti rugi terhadap rumah mereka akibat proyek Bendung Amandit. Alasan mereka tak cukup duit, sehingga menajak rumah baru di bagian bawah, dekat sungai. Kecamatan sebut, Iwan sudah berkali-kali menghimbau untuk tidak membangun di kawasan bawah dekat sungai itu. Tapi alasan tidak digubris. Pantauan Koran ini di lokasi, selain menghanyutkan 11 rumah. Terdapat juga dua titik longsor, akibatnya 2 tiang listrik milik PLN tumbang, saat di lokasi petugas PLN terlihat masih memperbaiki.
Untuk bantuan, Pemkab HSS telah menyalurkan kepada mereka. Melalui Dinas Kessos dan Penanggulangan Bencana sudah mengirimkan sembako maupun mie instant. Bahkan Koordinator Tagana Kabupaten HSS M Thaha mengatakan selimut maupun tenda sudah sampai kepada korban. “40 KK yang terisolir sudah mendapatkan bantuan,” katanya kemarin.

Kawasan Kota Juga Turut Terendam
Tak hanya hulu, air bah juga menuju hilir. Akibat Sungai Amandit yang membelah kota Kandangan tak dapat menampung lagi. Airnya meluap kemana-mana. Hingga sore sekitar 15.00 Wita air sudah menggenangi rumah warga.
Di Kecamatan Kandangan, RT 01 dan RT 02 Pulau Negara Kelurahan Jambu Hilir 120 KK sudah terendam. Ketinggiannya di kawasan padat penduduk ini mencapai dada orang dewasa.
Masyarakat yang rumahnya terendam hingga sore tadi mulai mengungsikan barang-barangnya. “Tetap aja di rumah, tapi barang rumah tangga dan elektronik kami letakkan ketempat yang tinggi,” kata seorang warga yang kebanjiran.
Menurut Anti, banjir ini lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, sampai pukul 16.00 Wita kemarin, air terus meninggi. Warga juga cemas, bila hujan terus didaerah hulu pastinya genangan akan semakin lama. Selain mengangkut barangnya. Sebagaian warga juga mulai mengungsi ke rumah keluaganya yang tidak kebanjiran.
Sedangkan Kelurahan Kandangan Barat. Dari 10 RT, 9 RT yang dihuni ribuan warga rumahnya sudah terendam. Bahkan, akibat derasnya air di Amawang Kiri sebuah sebagian rumah dilaporkan hanyut. Lalu di Desa Bangkau 500 buah rumah warga terendam. Di Desa Sungai Kupang 75 buah terendam. “Ini hanya data sementara. Tapi seemuanya sudah kita laporkan ke Dinas Kessos,” katanya Camat Kecamatan Kandangan M Noor, kemarin.
Sementara itu, di Kecamatan Padang Batung, di sisi jalan Provinsi Karang Jawa pantauan Koran ini rumah warga banyak yang terendam. Akses jalan provinsi juga terganggu. Pengendara harus hati-hati memacu kendaraannya.
Warga yang rumahnya terendam juga mengakuti barang rumah tangga. Bahkan beberapa pegawai yang rumahnya di kecamatan itu sedikit cemas. Diantaranya ada yang pulang lebih awal. “Nyaman basisimpun. Mudah-mudahan genabgannya kada lawas,” sebut seorang pegawai.
Di Kecamatan Sungai Raya juga dilaporkan banjir merendam beberapa desa. Seperti Desa Ida Manggala lebih 30 rumah warga yang terendam. Lalu di Desa Batang Kulur, Baru, Jarau maupun Sungai Raya Selatan. MenPAN Taufik Effendi pun sempat menyaksikan banjir di kawasan Sungai Raya. Pasalnya, Menteri asal Barabai tersebut menuju Rantau, setelah menginap di Kota Apam.
Camat Sungai Raya Zulkifli mengatakan banjir bah. Artinya air tersebut tidak terlalu lama. “Hanya beberapa jam lalu surut kembali,” katanya ditemui di Kantor Camat Sungai Raya, kemarin pagi. Biasanya tumpukan banjir akan mengalir ke desa yang topografinya rendah. Seperti Desa Asam maupun Desa Tamiang. “Benih padi banyak yang tenggelam,” sebut Andin Effendi, Sekdes Asam. Hal senaga dikatakan Pambakal Tamiang, Hamberi. Menurutnya limpasan air banjir pastinya menggenangi daerah kami. Dan banjir ini, sepertinya lebih besar dari tahun lalu.

Buka Dapur Umum dan Nasi Bungkus
Para korban banjir seperti di Pulau Negara Kelurahan Jambu Hilir mengakui sangat memerlukan makanan. Pasalnya, mereka tak bisa memasak. Lantaran dapur ikut terendam. “Makan mie bakaring haja tadi,” kata seorang warga yang rumahnya terendam. Ia berharap mudah-mudahan Pemkab HSS dapat memberikan bantuan secepatnya. Sementara itu, Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Kessos Hamliansyah mengatakan bahwa sudah didirikan dapur umum di Dinas Kessos. “Kami menyediakan untuk makan malam dulu jumlahnya untuk 500 orang,” kata Hamli kemarin sore. Sedangkan sisanya, memesan nasi bungkus sebanyak 1.500 bungkus. Bantuan ini akan didistribusikan sesuai kondisi lapangan dan permintaan para camat. “Nantinya RT atau lurah yang membagikan,” katanya. Tak hanya Pemkab HSS, mereka juga berkoordinasi dengan partai politik. Agar bantuan tidak menumpuk di suatu tempat saja.
Syamsuri Arsad dari PKS, mengatakan sudah mengirimkan bantuan sembako pada korban banjir. Tak hanya itu, Parta Golkar juga melakukan hal yang sama membagikan sembako. (why)

1 komentar: