Kamis, 19 Februari 2009

Booming Jeruk Santang Asal Cina


Disana Jeruk Apkir, Disini Laku Terjual

Bentuknya mungil. Ada yang mengerut, rasanya lumayan manis. Diimpor dari Tiongkok. Biasa disebut jeruk Santang.

M WAHYUNI, Kandangan

Tak hanya di Banjarmasin dan Banjarbaru. Jeruk Santang juga telah membanjiri kawasan Banua Anam. Di kabupaten HSS sendiri limau made in Cina tersebut sudah dijual di beberapa tempat. Oleh pedagang kaki lima.
Warnanya kuning yang menawan ditambah packing dengan keranjang warna habang. Pastinya membuat tertarik siapa saja untuk mencobanya. Banyak kalangan menilai limau ini harganya murah, dengan rasanya manis dan kaya akan vitamin C.
Distribusi jeruk ini dari Tiongkok ke Surabaya, lalu disebar ke Banjarmasin sampai kabupaten lain di Kalsel. Gara-gara booming inilah, para distributor, agen dan pedagang kaki lima untung. Termasuk yang berjualan di Kabupaten HSS.
Kenapa jeruk tersebut banjir bisa sampai ke sini?. Menurut Bupati HSS HM Safi’I yang dua pekan di bulan Januari tadi menjelajahi Negeri Tirai Bambu tersebut punya cerita menarik.
Saat memberikan sambutan pada penyerahan SK PNS sekretaris desa, Bupati dua periode ini menceritakan cerdasnya orang Tiongkok dalam menciptakan nilai tambah hasil pertanian.
Namanya, Santung, mungkin setingkat sebuah Kecamatan di Cina adalah daerah penghasil jeruk tersebut. Di sana penghasilan petani dari berkebun jeruk sudah mencapai Rp75 juta per orang. Mereka menanam beragam jeruk, mulai jeruk yang dapat dimakan dengan kulitnya, jeruk yang hanya diambil sarinya.
”Orang sana tidak menjual hasil pertanian secara mentah. Tapi diolah terlebih dahulu. Menjadi sirup misalnya,” kata Bupati. Karena dengan mengolah lagi, penghasilan yang diperoleh petani dapat berlipat ganda.
Hasil pertanian yang diolah untuk meningkatkan nilai tambah tersebut adalah hasil pertanian yang baik, sedangkan yang tidak baik alias apkiran biasanya mereka jual secara mentah. “Mereka tidak mungkin jual hasil mentah pertanian. Kecuali barangnya tidak layak. Ya seperti limau yang ada ini. Kecil bentuknya di sana barang apkir,” ungkap Bupati lagi. Itulah Jeruk Santung, yang disini di kenal dengan nama Limau Santang.
Prospek Limau Santang cukup menjanjikan. Iwan, salah seorang pedagang limau made in Tiongkok ini mengatakan dalam sehari laku 10 kotak. Per kotak itu terdiri dari puluhan jaring limau. “Per jaring (keranjang, Red) harganya Rp10 ribu sampai Rp13 ribu. Ya lumayan untungnya,” kata Iwan yang jualan di sisi Jalan A Yani Kandangan. Selain laku keras. Limau ini juga tidak awet. Dalam tiga hari banyak yang busuk. Kalau dihitung per 50 kotak busuknya sampai 5 kotak. Iwan mengakui tahu asal muasal limau ini dari Cina sana. “Bisa saja ini limau apkiran lalu dijual lagi di wadah kita,” katanya. ***

Tidak ada komentar: